Indikator


Analisa menggunakan indikator klasik

Ada dua jenis indikator teknikal berdasarkan zamannya yaitu indikator klasik dan indikator modern.
Indikator klasik adalah indikator sederhana yang penggunaannya secara manual atau tanpa perhitungan yang ribet. Sedangkan indikator modern adalah indikator yang menggunakan perhitungan yang lebih kompleks yang hanya bisa dilakukan secara komputerisasi . Sebagian besar indikator modern adalah pengembangan indikator klasik atau penggabungan beberapa indikator.
Contohnya adalah Moving average , trend line dan garis support dan resistance
Berikut ini adalah cara menggunakan indikator klasik untuk memprediksi arah market :
1. Memprediksi menggunakan moving average.
Moving average adalah cerminan harga rata-rata suatu periode . Aturan mainnya ketika harga sekarang berada di atas rata-rata maka disebut trend naik. Dan ketika harga sekarang dibawah rata-rata disebut trend turun.
Namun jika kita menunggu kondisi seperti itu terjadi maka kita telat jika pada saat itu kita masuk pasar. Agar tidak telat kita harus mengidentifikasi mulainya sebuah trend dengan moving average .
Trend naik ditandai dengan garis MA (moving average) yang memotong grafik dari atas.
Trend turun ditandai dengan garis MA (moving average) yang memotong grafik dari bawah .
 
 Ada 2 pilihan yang dugunakan untuk entry point :
 a. Ketika grafik memotong garis MA diertai volume yang membesar
volume moving average
b. Ketika dua garis moving average beda periode berpotongan
2. Memprediksi arah market menggunakan trend line , support dan resistance
Trendline , support dan resistance adalah sebuah garis . Namun memiliki fung si yang berbeda.
Trendline berfungsi sebagai pembatas sebuah trend. JIka trend line ditembu, maka trend akan balik arah.
Garis Support  berfungsi sebagai dinding pembatas bagian bawah yang akan memantulkan harga kembali ke atas . Tapi jika berhasil ditembus maka harga akan terus turun.
Garis resistence berfungsi sebagai pembatas bagiaan atas untuk memantulkan harga kembali kebawah . Namun jika berhasil ditembus maka harga akan terus naik .
Aturan mainnya :
Jika ketiga garis tersebut berhasil ditembus, maka harga akan terus bergerak lebih jauh . Tapi jika gagal menembusnya , harga akan balik arah .
trend line
Entry pointnya adalah :
- Ketika menembus garis trend , support atau resistance disertai volume besar
- Ketika harga berada disekitar garis trend , support atau resistance , serta kondisi market overbought atau oversold

Analisa dengan indikator modern

 indikator forex modern
Indikator modern adalah indikator yang perhitungannya lebih kompleks sehingga hanya bisa dilakukan oleh komputer .Biasanya indikator modern ini adalah pengembangan dari indikator klasik atau gabungan dari beberapa indikator klasik yang tujuannya untuk mendapatkan prediksi yang lebih akurat.
Ada banyak sekali jumlah indikator modern yang bisa digunakan dalam trading , mungkin jumlahnya mencapai ratusan jenis. Namun untuk kali ini kita akan membahas beberapa indikator modern yang paling banyak digunakan oleh para trader . Yaitu :
1. Parabolic SAR
2. Bollinger Band
3. Moving Average Convergen Divergen (MACD)
4. Relative Strength Index
5. Stochastic Oscilator
6. William % Range
Analisa dengan indikator klasik sebenarnya sudah sangat  cukup untuk menghasilkan prediksi , oleh karena itu banyak trader menggunakan indikator modern ini hanya sebagi pelengkap saja .
Berikut ini lah yang akan kita pelajari :

Analisa teknikal dengan parabolic SAR

Parabolic SAR adalah indikator yang pada awalnya digunakan untuk mengetahui kapan trend akan berhenti (stop) dan balik arah (reverse) . Namun sering penggunaannya, ternyata parabolic sar juga banyak digunakan sebagi entry point.
Pad sebuah grafik , parabolic sar digambarkan dalam bentuk titik – titik atau dot yang berada diatas atau dibawah grafik .Seperti ini :
Cara penggunaan indikator parabolic sar ini sangat sederhana , yaitu titik – titik dibawah grafik menunjukan signal beli dan tirik yang berada di atas grafik menunjukan signal jual .
namun dalam prakteknya , tidak semua titik itu dijadikan signal beli atau signal jual , karena jika itu dilakukan bisa saja kita membeli ketika harga untung trend naik , atau menjual di ujung trend turun. Oleh karena itu demi meraih banyak pip , kita membeli ketika titik-titik parabolic sar akan membentuk trend naik .  Serta kita menjual ketika ttitik-titik Sar menunjukan akan terjadi trend turun.
Karena parabolic sar ini adalah indikator jenis trending , maka hanya bisa digunakan pada kondisi trend naik atau trend turun. Parabolic sar tidak bisa digunakan pada kondisi trend side away .
1. Entry point pada trend naik
Kita sudah tahu bahwa trend naik ditandai adanya low yang meninggi , oleh karena itu jika digabungkan dengan parabolic sar kondisi sebagai enty point trend naik adalah ketika ada low yang meninggi disertai munculnya beberapa titik sar di bawah grafik
parabolic sar 01
2. Entry point pada trend turun
Untuk melakukan open Sell menggunakan parabolic sar , entry pointnya adalah ketika ada high yang merendah dan muncul titik sar diatas grafik 
Penggunaan parabolic sar dalam menentukan trend yang akan terjadi sangat ampuh jika digabungkan dengan bollinger band. Entry pointnya yaitu ketika bollinger band smengalami breakout dan titik sar muncul dibawah grafik.

Analisa dengan bollinger bands

Bollinger band adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur volatilitas suatu pasar.Pada dasarnya, indikator ini memberitahu kita apakah pasar sedang tenang atau pasar sedang ramai . Sehingga kita bisa menentukan strategi apa yang akan kita gunakan untuk pasar yang tenang dan strategi apa yang kita gunakan pada pasar yang ramai.
Karena berkaitan dengan keramaian pasar , maka ada hubungannya dengan volume. Oleh karena itu penggunaan bollinger band sangat baik jika di sandingkan dengan indikator volume.
Satu hal yang perlu anda ketahui tentang band Bollinger adalah bahwa harga cenderung untuk kembali ke tengah band.itu karena bollinger band juga berfungsi sebagai support dan resistance dinamis.
 Berikut ini beberapa entry point menggunakan bollinger bands :
1. Entry point untuk strategy buy bottom sell top
Inti dari strategy buy bottom sell top membeli atau menjual di ujung trend dima harga akan bali arah . Sebagai dinamis support and resistamce,bollinger band memberikan signal bahwa harga akan balik arah , yaitu ketika pita band mendatar atau menyempit dan grafik menyentuh pita band luar ,disertai kondisi market yang jenuh.
bollinger band 02
2. Entry point strategy breakout
Break out adalah kondisi dimana pecahnya sebuah batas yang selama ini jadi support atau resistance. Pada kondisi breakout , pita band melebar . Sehingga entry point untuk strategy ini adalah ketika grafik menembus support atau resistance yang di bentuk oleh bollinger bands , disertai band yang melebar dan volume yang meningkat .


3. Entry point strategy koreksi
Koreksi terjadi setelah trend panjang atau gerakan kuat terjadi . Entry pointnya adalah ketika grafik menyentuh atau mendekati garis band tengah setelah terjadi trend panjang atau gerakan kuat , disertai kondisi yang jenuh .
bollinger band 04
Itulah cara menggunakan bollinger band untuk trading forex kita.

Analisa teknikal dengan indikator MACD

konvergen divergen

Indikator MACD

MACD adalah singkatan dari Moving Average Convergen Divergen . Indikator ini digunakan untuk melihat gerakan rata – rata grafik , juga untuk melihat penyimpangan yang terjadi . Pada saat terjadi penympangan inilah kita masuk ke pasar . Karena pada saat itu harg akan balik arah dengan membentuk trend yang panjang.
Penyimpangan / kelainan yang dimaksud disini adalah :
1. Konvergen 
Yaitu kondisi dimana grafik semakin merendah namun indikator semakin meninggi. Ketika terjadi konvergen grafik akan balik arah menjadi naik . Sehingga yang kita lakukan adalah open buy . Entry pointnya adalah ketika batang histogram lebih tinggi dari sebelumnya setelah terjadi konvergen .
2. Divergen
Yaitu kondisi dimana grafik semakin meninggi namun indikator semakin merendah. Setelah terjadi divergen market akan balik arah menjadi turun . Entry pointnya adalah ketika batang histogram lebih rendah dari sebelumnya setelah terjadi divergen .



Selain dua entry point diatas, kita juga bisa membuka posisi dengan entry point dibawah ini khususnya ketika market sedang aktif namun tidak membentuk trend.
- Ketika terhjadi perpotongan antara garis signal dengan batang histogram . Dimana entry point open buy adalah ketika garis signal berada dibawah histogram . Dan entry point open sell adalah ketika garis signal berada diatas histogram.
- Ketika terjadi perpindahan posisi histogram dari bernilai positif menjadi negatif , atau sebaliknya . Entry point open buy adalah ketika histogram baru saja bernilai positif , atau baru melewati garis 0 (nol) dari bawah . Begitu juga sebaliknya .
perpotongan MACD
Yang perlu diketahui adalah jika kita masuk pasar pada saat terjadi perpotongan antara garis signal dengan histogram , harus juga dipastikan bahwa kondisi market akan beranjak dari kondisi jenuh .

Analisa dengan indikator RSI

relative strength index

RELATIVE STRENGTH INDEX

RSI atau relative strength index adalah sebuah indikator yang digunakan untuk mengukur kejenuhan pasar . RSI memiliki skala dari 0 – 100 . Menurut pembuatnya, pasar dikatakan jenuh beli (overbought) jika RSI nya bernilai diatas 70 . Dan jenuh jual jika bernilai dibawah 30 .
Pada kondisi overbought atau oversold market berpotensi untuk balik arah . Sehinga fungsi RSI bisa dikatakan juga sebagai signal untuk pembalikan arah market. 
Penggunaan RSI tidak bisa berdiri sendiri , tapi menggunakan alat lain yang bisa befungsi sebagai pemberi signal , misalnya candlestick .
Ketika kita trading menggunakan RSI , entry pointnya adalah :
- Buy ketika market oversold dan muncul candle jenis reversal seperti hammer, inverted hammer atau candle piercing .
- Sell ketika market overbought disertai munculnya candle jenis reversal seperti Shooting star , hanging man dan lainnya.
 rsi 01
Perlu diperhatikan bahwa jika kita menggunakan RSI sebagai penentu kondisi untuk balik arah , gunakan hanya ketika market sedang sideways .
Selain dua entry point di atas , RSI juga bisa berdiri sendiri sebagai signal untuk membuka posisi yaitu hanya jika terjadi konvergen atau divergen . Seperti ini :
konvergen rsi
Ada juga trader yang berpendapat bahwa ketika garis RSI melewati level 50 , maka trend akan berlanjut . Namun hal ini perlu dibuktikan. Silahkan anda mencoba mengecek kebenarnnya .

Analisa dengan Stochastic Oscilator

Stochastic adalah sebuah indikator oscilator yang berfungsi untuk mengukur kejenuhan pasar . Namun jika dibandingkan dengan RSI , stochastic memiliki kelebihan yaitu memiliki signal beli dan jual.
Market dikatakan overbought bila nilai stochastick diatas 80 , dan dikatakan oversold jika market bernilai dibawah 20 .
Pada kondisi overbought , kita bisa bersiap-sip mengambil posisi open buy , karena market akan balik arah turun. Dan pada kondisi oversold kita bisa bersiap-siap untuk mengambil posisi open sell , karena market akan balik arah naik.
Ada 2 strategi yang bisa pakai dengan menggunakan stochastic . Yaitu :
1. Buy bottom sell top Strategy
Yaitu membuka posisi ketika market dalam kondisi jenuh dan terjadi perpotongan stochastick .
Entry point Open buy adalah ketika stochastic bernilai dibawah 20 dan garis signal memotong garis utama dari atas , sehingga selanjutnya garis signal akan berada dibawah garis utama.
Sedangkan entry point untuk Open Sell adalah ketika stochastic bernilai diatas 80 dan garis signal memotong garis utama dari bawah , sehingga selanjutnya garis signal akan berada diatas garis utama. 
stochastic oscilator 01
 2. Konvergen strategy
Indikator stochastic juga bisa mengalami konvergen dan divergen , oleh karena itu pada saat terjadi konvergen atau divergen kita bisa menggunakannya sebagai saat untuk masuk pasar .
Entry point open buy adalah ketika terjadi grafik yang semakin merendah sedangkan stochasticknya meninggi , ditambah adanya garis signal yang memotong garis utama dari atas .
Untuk entry point open sell , adalah ketika grafik semakin meninggi sementara stochastic nya merendah , ditambah garis signal yang memotong garis utama dari bawah .

stochastic konvergenstochastic oscilator 02
Itulah cara menggunakan stochastic oscilator dalam analisa teknikal .

Analisa teknikal dengan Williams Percent Range

Williams Percent Range adalah sebuah indikator jenis oscilator ( bergerak bolak balik ) yang fungsinya untuk memberi signal bahwa market telah jenuh .
Skala yang digunakan dalam indikator ini adalah dari – 100 s.d. 0  , dimana kondisi overbought jika williams % range bernilai -20 sampai 0 .  Dan kondisi dikatakan oversold ketika williams % range bernilai -100 sampai – 80 .
Dalam prakteknya , penggunaan indikator williams % range ini tidak berdiri sendiri melainkan di gunakan bersama-sama dengan indikator lain yang bisa memberikan signal entry point .
Namun demikian kita juga bisa menggunakan williams % range ini secara berdiri sendiri jika kita menggunakan strategy konvergen.
Aturan mainnya adalah :
Buy ketika ada close yang semakin merendah , sementara williams % range menunjukan semakin meninggi serta berada pada kondisi oversold.
Sell ketika ada close yang semain meninggi , sementara williams nya semakin merendah dan terjadi pada area overbought.
williams percent range
Yang perlu diperhatikan adalah ketika menggunakan strategy konvergen ini , target profit kita jangan terlalu panjang .

1 komentar:

  1. thread yang sangant bagus dan sangar menjelaaskan karena disertai dengan grafik yang presentatif, dengan cara seperti ini maka diharapkan trading di OctaFx dapat kemajuan yang bertahap untuk bisa mengatasi hambatan trading yang terjadi

    BalasHapus